UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT
(Myrmecodia pendens Merr & Perry) TERHADAPPERTUMBUHAN
BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923
Artikel
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi SI Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”
SEMARANG
Oleh : .Wanduka Oktafianti
1040711148
Telah diseujui oleh :
Pembimbing I
Drs. Tanggal Prmbimbing II
Umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaatnya adalah dapat menyembuhkan beragam penyakit berat seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Kandungan senyawa yang terdapat dalam umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) adalah senyawa fenol, polifenol, flavonoid dan tanin. Proses penyarian dilakukan dengan metode soxletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh diuji dengan reaksi warna dan KLT. Hasil penelitian pada uji reaksi warna menunjukan bahwa ekstrak mengandung fenol, polifenol, tanin dan flavonoid. Uji KLT menunjukkan ekstrak positif mengandung tanin dan flavonoid. Uji antibakteri penelitian ini menggunakan metode sumuran dengan mengukur zona bening yang ditimbulkan pada ekstrak etanol umbi sarang semut dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kontrol positif yang digunakan adalah siprofloksasin 50ppm dan kontrol negatifnya adalah DMSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter rata-rata zona bening yang diperoleh dari konsentrasi. Sampai 50% adalah 1,540cm, 1,752cm, 1,945cm, 2,033cm dan 2,076cm. Data penelitian yang didapat dianalisis dengan mengunakan uji anava non parametrik yaitu uji krusskal-wallis dan uji Mann- Whitney. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan terdapat perbedaan daya antibakteri antar konsentrasi ekstrak yang diberikan.Kata kunci : ekstrak etanol umbi sarang semut, soxletasi, bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
ABSTRACT
Sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) is a plant that has many health benefits. Some of these benefits is that it can cure many serious diseases such as tumors, cancer, heart disease, hemorrhoids, tuberculosis, rheumatism, uric acid disorders, stroke, ulcers, impaired kidney function and prostate. Empirical evidence that makes a lot of people want to use the ant nest to treat various diseases. This study aims to find out if there are antibacterial activity of ethanol extracts of sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr & Perry) on the growth of bacteria Staphylococcus aureus ATCC 25923. Compounds contained in the sarang semut tuber (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) are phenolic compounds, polyphenols, flavonoids and tannins. Filter process is done by soxletation method using 96% ethanol solvent. The extract obtained in the test with the color reaction and KLT. The results on the color reaction test showed that the extract contains phenols, polyphenols, tannins and flavonoids. KLT test is positive extract contains tannins and flavonoids. Antibacterial test of this study using sumuran methods by measuring the clear zones generated in the ethanol extract of sarang semut tuber with a concentration of 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Positive controls used were ciprofloxacin 50 ppm and negative control was DMSO. Results showed that the average diameter of clear zone obtained from the concentration of 10% to 50% is 1.540 cm, 1.752 cm, 1.945 cm, 2.033 cm and 2.076 cm. Data study were analyzed using non-parametric test anava namely krusskal-Wallis test and Mann-Whitney test. The results that ethanol extracts of sarang semut tuber has antibacterial activity against the growth Staphylococcus aureus ATCC 25923 antibacterial power and there is a difference between the concentration of the extract given.
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, itulah sebabnya upaya untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal sangat diperlukan. Namun, seiring dengan kemajuan zaman yang ditandai dengan globalisasi di segala bidang telah menyebabkan pergeseran berbagai penyakit. Infeksi merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama di daerah tropis
seperti Indonesia karena keadaan udara yang berdebu, temperatur yang hangat, dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur (Davey, 2005:60). Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, riketsia dan protozoa (Gibson, 1996:1).
Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Semakin maraknya gaya hidup back to nature, semakin gencar pula penelitian tentang obat tradisional, khususnya ramuan bahan yang berupa
tumbuhan obat. Salah satu tanaman obat yang bermanfaat untuk menjaga dan mengobati gangguan kesehatan adalah umbi sarang semut.
Secara empiris tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan beragam penyakit berat
seperti tumor, kanker, jantung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, stroke, maag, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Selain itu, ekstrak rebusan air tumbuhan sarang semut juga terbukti dapat memperlancar air susu ibu (ASI), meningkatkan gairah seksual bagi pria maupun wanita dan berguna untuk memperlancar haid, serta mengatasi keputihan (Subroto, 2006:21).
Berdasarkan penafsiran fitokimia tumbuhan sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu
fungsi dari mikroorganisme bakteri atau virus (Subroto, 2006:27-28). Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal kulit, yaitu suatu bakteri yang hidupnya di kulit yang melindungi tubuh terhadap invasi pathogen melalui
persaingan memperebutkan nutrient.
Mikroorganisme pada flora normal bersifat komensal; yaitu organisme yang tidak merugikan pejamu dan bahkan dapat dianggap simbiotik karena menguntungkan pejamu dengan mencegah
mikroorganisme lain yang merugikan menempati permukaan tubuh. Mikroorganisme komensal tidak berbahaya jika berada ditempatnya yang normal, tetapi dapat menimbulkan penyakit jika dipindahkan kebagian tubuh lain atau jika
pertahanan normal pejamu terganggu (Brooker, 2008 :393).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.&Perry) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan mengetahui ada tidaknya perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry) antara konsentrasi 10%, 20%,
30%,40% dan 50% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan metode difusi sumuran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Metode penyarian yang digunakan untuk mengekstraksi umbi sarang semut adalah soxhletasi dengan mengunakan pelarut etanol 96%. SMETODOLOGI PENELITIAN Obyek penelitian yang digunakan adalah aktivitas antibakteri dari
pentumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada media MSA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr.& Perry ).
Bakteri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Staphylococcus aureus ATCC 25923. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan umbi sarang semut adalah acak sederhana, dengan menganggap setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan sama untuk
dipilih menjadi sampel. Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan eksperimen
sebenarnya (true experiment). Jenis data yang digunakan bersifat kualitatif dan pengambilan data dengan cara mengukur diameter zona hambat ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi sarang semut, etanol 96%, bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, aquadest steril, nutrient agar, nutrient broth, MSA, silica gel GF 254nm, n butanol, asam asetat, air, kloroform, methanol, larutan AlCl 31%, amoniak, etil asetat, larutan FeCl 310%. Etelah dilakukan ekstraksi, hasil ektraksi diuapkan dengan menggunakan waterbath pada suhu 700C sampai dihasilkan ekstrak kental. Ektrak kental yang diperoleh ditimbang untuk menghitung rendemen yang di peroleh. Dari hasil ekstraksi 19,4647 gram serbuk umbi sarang diperoleh ekstrak sebesar 6,6437 gram sehingga diperoleh rendemen sebesar 34,13%. Ekstrak yang diperoleh dilakukan uji pendahuluan dengan menggunakan reaksi warna terhadap kandungan senyawa
fenolik, polifenol, tanin dan flavonoid yang terdapat dalam ekstrak. Uji pendahuluan memberikan hasil yang positif.
Tabel 1. Uji pendahuluan Uji pendahuluan Hasil pengamatan Keterangan Fenol Hitam Positif Polifenol Biru Positif
Flavonoid Merah jingga Positif Tanin Endapan coklat Positif Kemudian dilakukan identifikasi terhadap senyawa tanin dan flavonoid
secara kromatografi lapis tipis (KLT). Fase diam yang digunakan untuk identifikasi kedua senyawa tersebut adalah lempeng silica gel GF 254. Pada identifikasi tanin menggunakan fase gerak etil asetat – methanol – air (77 : 15 : 8), sedangkan untuk identifikasi flavonoid menggunakan fase gerak butanol – asam asetat – air (4 : 1 : 5). Data KLT dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji KLT Uji KLT Rf Sinar UV 254 nm Penampak bercak Tanin 0,85 Ungu Biru kehitaman Flavonoid 0,61 Ungu Kuning
Identifikasi senyawa tanin dapat dideteksi dengan pereaksi semprot besi (III) klorida akan menimbulkan warna biru kehitaman (Trease and Evans, 1979 :366). Identifikasi senyawa flavonoid dapat dideteksi dengan pereaksi semprot larutan AlCl 35% akan menimbulkan warna kuning (Markham, 1988 : 25). Harga Rf pada literatur yang mendekati hasil penelitian adalah 64 (Rf x 100) (Harborne, 1987 :88). Hal ini menunjukan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut mengandung senyawa tanin dan flavonoid.
Ekstrak etanol umbi sarang semut selanjutnya diuji aktivitas antibakteri. Diperoleh data diameter zona bening dalam tabel:
Tabel 3. Diameter Zona bening Konsentrasi Replikasi (cm) I II III IV V Rata-rata kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 kontrol (+) 3,476 3,817 3,481 3,453 3,448 3,535 10% 1,532 1,528 1,509 1,550 1,580 1,540 20% 1,783 1,679 1,808 1,758 1,730 1,752 30% 1,957 1,908 1,980 1,963 1,918 1,945 40% 2,022 2,056 2,032 2,057 2,000 2,033 50% 2,080 2,059 2,129 2,062 2,050 2,076
Dari data tersebut dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh bahwa data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen. Data yang tidak berdistribusi normal dan tidak homogen tidak
bisa dilakukan uji anava satu jalan sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji kruskal-wallis dan dilanjutkan dengan uji mann-whitney. Dari hasil perhitungan data dihasilkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kosentrasi ekstrak
10%, 20%, 30%, 40% dan 50% terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus ATCC 25923.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ektrak etanol umbi sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 25923. Terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas antibakteri antara konsentrasi ekstrak etanol 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan kontrol terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada Bp.Umarlan www.pondokobatpapua.com yang telah bersusah paya membantu menyediakan tumbuhan sarang semut, Ibu Endang Dwi Wulansari, M. Si., Apt, selaku Ketua Program Studi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang serta sebagai
dosen penguji 1, Bapak Drs. Herry Pratikno, M. Si dan Ibu Wahyuning Setyani, S. Si., Apt, selaku dosen pembimbing serta Ibu Elisa Rinihapsari, S. Si., M. Si. Med, selaku dosen penguji dan semua pihak yang telah memberikan doa dan
dukungannya dalam penyusunan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC. Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.
Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat. Diterjemahkan oleh I.K.G. Somaprasada. Jakarta : Kedokteran EGC. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Diterjemahkan olah Kosasih,P dan Iwang S.Edisi Ke-2. Bandung : ITB. Subroto, M. A dan Saputro, H. 2006. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut.
Jakarta : Penebar Swadaya. Markham, K. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh
Padmawinata, K. Bandung : ITB. Trease, G.E., and Evans, W.C. 1979. Pharmacognocy. 11th Edition. London : Braille Tindal.
Anda telah membaca artikel tentang SARANG SEMUT DAN KANKER dan anda juga bisa menemukan artikel SARANG SEMUT DAN KANKER ini dengan url http://www.pondokobatpapua.com/2014/02/sarang-semut-dan-kanker.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel SARANG SEMUT DAN KANKER ini jika memang bermanfaat bagi Anda,Namun mohon mencantumkan link Kami sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar